sumber: google
Untuk mengusir kebosanan setelah berpisah dengan teman-teman saya di terminal Pakupatan Pelabuhan Ratu, saya mencoba mencari hiburan dengan menguping pembicaraan antara sopir dan keneknya saat bus MGI membawa saya kembali ke Kota Bogor. Sang Sopir itu Bapak-Bapak separuh baya, sedangkan sang kenek ni dari mukanya masih terlihat anak kemarin sore tapi ternyata uda jadi duda. Saya juga kaget pas dengarnya, amit-amit jabang bayi dech, astagfirullah saya langsung istigfar ketika mendengarnya."cewek yang kamu bawa kemarin kemana" tanya sang sopir. "ahhh..keterlaluan Pak" jawab sang kenek setelah agak lama terdiam." Keterlaluan kenapa" tanya sang sopir lagi. " Pokoknya keterlaluan lah Pak, masa baru jalan tiga kali sudah minta kawin ( nikah kali ya maksudnya)"Jawab sang kenek. " Ya, gpp asal mau sama kamu mah" terang sang sopir. "Ga ah pak" lanjut sang kenek. "Emang keluarganya gimana, bisa ditumpangi ga?" sang sopir bertanya lagi. "tumpangan gimana pak?" sang kenek bertanya dengan polosnya. "Ya, artinya kita bisa numpang makan kalo lagi ga kerja." Glek..giliran saya yang kaget.
Sebelumnya siy saya pernah mendengar sebuah hadist seperti ini, Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu mengkhabarkan dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda : “Wanita itu dinikahi karena 4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Argh..andai pak sopir itu tahu hadist ini....
Sebelumnya siy saya pernah mendengar sebuah hadist seperti ini, Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu mengkhabarkan dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda : “Wanita itu dinikahi karena 4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2 comments:
kasih tau donk nik,
Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu berkata,”Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,’Barangsiapa diantara kalian melihat kemunkaran hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; bila ia tidak mampu maka dengan lisannya; dan bila masih tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Muslim, Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasaa-i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
hah...ini beneran lo yang nulis dra...wakakkak
Post a Comment