Kalo Bali punya pantai Kuta dan Ubud yang indah, Dipedalaman Lebak Banten, tepatnya di Desa Sawarna itu semua juga ada. Hamparan pasir putih pantai Ciantir, hijaunya sawah Desa Sawarna tak kalah dengan pesona tentunya dengan Pulau Dewata itu.
Ciantir Beach : hidden paradise for experienced surfers
Pantai Ciantir bisa dicapai dengan berjalan kaki dari penginapan, sepanjang perjalanan menuju ciantir hamparan padi menghijau, megahnya pohon nyiur hingga ternak kerbau merupakan satu lukisan alam yang membuat saya tak henti mengagumi indahnya ciptaan Sang Khalik. Private pantai ya tepatnya mungkin seperti itu, hamparan pasir putih dan sepi tanpa pengunjung. Hanya kapal nelayan yang kadangkala menepi dipagi hari setelah semalaman melaut menantang ombak. Ombaknya sendiri merupakan surga bagi penggila surfing. Turis Aussie yang satu penginapan dengan kami pun kerjaannya setiap hari hanya surfing surfing dan surfing. Ya, ciantir adalah surga bagi penggila surfing. Ombak pantai selatan, yang membubung tinggi itulah yang dicari. Bagi anda yang tidak bisa menikmati surfing, hanya duduk dan tiduran di pantai putih pun cukup menyenangkan. Sunset indah juga tersedia disini, dan kalo anda beruntung seperti saya juga akan mendapatkan pelangi.
Tanjung Layar
Dengan hanya menyusur pantai dari Ciantir kita akan mudah menemukan spot indah ini. Konon ceritanya tanjung layar ini dulunya merupakan gunung batu. Namun karena kikisan ombak akhirnya hanya meninggalkan bongkahan batu besar yang mirip layar kapal. Memandang ke laut selatan, yang ada hanya deburan ombak yang tak henti-hentinya bergulung. Namun kalo anda ingin berenang dibalik gunung karang ini juga cukup aman ko'. Kalo saya siy, lebih suka duduk, mendengar deburan ombak, merasakan segarnya angin sambil mencari kerang-kerang unik di sekitar pantai yang cukup mudah didapatkan.
Goa Lalay
Goa lalay sendiri terletak agak jauh dari penginapan. Bagi anda yang suka trekking, bisa dicoba dengan berjalan kaki melalui hamparan sawah yang menghijau. Atau bagi anda tidak mau repot, tinggal naik ojek 10 menit juga nyampe.Sebelum memasuki kawasan goa, terlebih dulu anda harus menyeberangi jembatan gantung yang lumayan bikin stuck ketika memutuskan untuk berlari diatasnya.Untuk masuk ke goa ini, penduduk sekitar menarik retribusi sebesar Rp. 2.500,-. Goa Lalay, yang artinya Goa kelelawar dalam bahasa sunda terlihat kurang terawat. Tidak ada guide, ataupun peralatan untuk explore jauh ke dalam gua. Untuk masuk ke tempat ini kami mengandalkan anak Pak Ade sebagai guide dan senter bekal kami sendiri. Memasuki gua lalay, air bercampur lumpur setinggi paha orang dewasa menyambut kami. Semakin dalam, semakin gelap dan bau kotoran kelelawar kian menyengat. Ruangan yang gelap dan lembab membuat kami, sulit untuk menikmati keindahan stalaktit gua ini. Peralatan yang kurang memadai akhirnya mengurungkan niat kami, untuk menjamah hingga ujung gua ini.
*saya sarankan anda untuk tidak mengunjungi tempat ini :), karena saya berharap ketika nanti saya berkunjung lagi ke tempat ini, Desa Sawarna masih seperti ini, sepi, nyaman,damai dan pantainya tidak ada gubuk-gubuk orang jualan.
Goa lalay sendiri terletak agak jauh dari penginapan. Bagi anda yang suka trekking, bisa dicoba dengan berjalan kaki melalui hamparan sawah yang menghijau. Atau bagi anda tidak mau repot, tinggal naik ojek 10 menit juga nyampe.Sebelum memasuki kawasan goa, terlebih dulu anda harus menyeberangi jembatan gantung yang lumayan bikin stuck ketika memutuskan untuk berlari diatasnya.Untuk masuk ke goa ini, penduduk sekitar menarik retribusi sebesar Rp. 2.500,-. Goa Lalay, yang artinya Goa kelelawar dalam bahasa sunda terlihat kurang terawat. Tidak ada guide, ataupun peralatan untuk explore jauh ke dalam gua. Untuk masuk ke tempat ini kami mengandalkan anak Pak Ade sebagai guide dan senter bekal kami sendiri. Memasuki gua lalay, air bercampur lumpur setinggi paha orang dewasa menyambut kami. Semakin dalam, semakin gelap dan bau kotoran kelelawar kian menyengat. Ruangan yang gelap dan lembab membuat kami, sulit untuk menikmati keindahan stalaktit gua ini. Peralatan yang kurang memadai akhirnya mengurungkan niat kami, untuk menjamah hingga ujung gua ini.
*saya sarankan anda untuk tidak mengunjungi tempat ini :), karena saya berharap ketika nanti saya berkunjung lagi ke tempat ini, Desa Sawarna masih seperti ini, sepi, nyaman,damai dan pantainya tidak ada gubuk-gubuk orang jualan.
6 comments:
wuih keren nik foto2nya, angle-nya pas...emang kl kamera mahal tuh ga pernah mengecawakan yak...hehe
pemandangannya indah, buat gw jd pengen ke sana..gw plg suka foto yg di tanjung layar
cara lo crita lumayan menarik nik,udah bisa buat org ngebayangin suasana dan keadaan disana..sgt informatif
aslinya lebih cihuy ka...berarti g berhasil bikin lo mupeng nech..wkakkak..
"emang kl kamera mahal tuh ga pernah mengecawakan yak...hehe"
thanx ya...
artinya kamera hape gw bagus...
xixixixi....
jia....
tapi masih kalah ma EOS 300D or KG 300 g kali ka..
wakakka.......
hayah, teetep aja nik...
kan itu pengakuan klo hasil kamera hape gw bagus...
*klo ga bagus, kenapa dipajang ya????
ika...itu foto2 g ambil dr FB Joelex FB sari, ama KG300 g..
dan itu g posting sebelum lo kasi2 foto2 itu ke g..
Post a Comment